Senin, 03 Oktober 2016

Manajemen Pemasaran

BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang Penyusunan Makalah
            Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah ‘Manajemen Pemasaran’ serta memenuhi salah satu nilai di mata kuliah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan informasi bagi pembacanya, dan bermanfaat untuk materi yang akan kami bahas mengenai “Harga”.
Tidak bisa dipungkiri bahwa perilaku masyarakat di jaman sekarang adalah perilaku masyarakat yang konsumtif terhadap barang apa saja. Maka dari itu  dalam kehidupan ekonomi produsen dan konsumen adalah suatu kesatuan yang sangat sulit untuk dipisahkan,kehidupan, konsumen berlomba-lomba untuk memperoleh penawaran yang setinggi-tingginya, sedangkan prodesen berusaha mendapatkan keuntungan yang besar, di sinilah muncul penentuan harga dan kebijaksanaan serta strateginya.
1.2    Rumusan Masalah
a.       Apa yang dimaksud dengan Pengertian Harga?
b.      Apa Tujuan dan Sasaran Penetapan Harga?
c.       Faktor-faktor apa saja yang Mempengaruhi Tingkat Harga?
d.      Apa saja Prosedur Penetapan Harga?
e.       Apa saja Metode Praktis?
f.       Apa saja Kebijaksanaan dan Strategi Harga?
1.3         Tujuan
a.       Mengetahui dan memahami pengertian harga
b.      Mengetahui dan memahami tujuan dan sasaran penetapan harga
c.       Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat harga
d.      Mengetahui prosedur penerapan harga
e.       Mengetahui dan memahami metode praktis
f.       Mengetahui dan memahami kebijaksanaan dan strategi harga


1.4         Metode Penyusunan Makalah
          Adapun metode penyusunan makalah ini adalah menggunakan data sekunder, dalam arti kami mengutip dari berbagai data arsip. Data arsip yang kami gunakan adalah buku yang ditulis oleh Philip Kotler, (1997). Manajemen Pemasaran :  penentuan harga, Assauri sofjan, SE,MBA. (1997). Manajemen Pemasaran :  penentuan harga, Boyd w, c orville, walker, claude larreche jean (2002) manajemen pemasaran.serta sumber data lainnya.
                                      















BAB  II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Harga
            Harga, nilai dan faedah (utility) merupakan konsep-konsep yang sangat berkaitan. Utility adalah atribut suatu produk yang dapat memuaskan kebutuhan. Dalam perekonomian kita sekarang ini untuk mengadakan pertukaran atau untuk mengukur nilai suatu produk kita menggunakan uang, bukan sistem barter. Jumlah uang yang digunakan didalam pertukaran tersebut mencerminkan tingkat harga dari suatu barang.
            “Harga adalah jumlah uang (ditambah beberapa produk kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk dan pelayanannya.” 
Harga merupakan salah satu bagian yang sangat penting dalam pemasaran suatu produk karena harga adalah satu dari empat bauran pemasaran / marketing mix (4P = product, price, place, promotion / produk, harga, distribusi, promosi). Harga adalah suatu nilai tukar dari produk barang maupun jasa yang dinyatakan dalam satuan moneter.
Harga merupakan salah satu penentu keberhasilan suatu perusahaan karena harga menentukan seberapa besar keuntungan yang akan diperoleh perusahaan dari penjualan produknya baik berupa barang maupun jasa.
Menetapkan harga terlalu tinggi akan menyebabkan penjualan akan menurun, namun jika harga terlalu rendah akan mengurangi keuntungan yang dapat diperoleh organisasi perusahaan.

2.2 Tujuan dan Sasaran Penetapan Harga
            Dalam strategi penentuan harga, manajer harus menetapkan dulu tujuan penetapannya. Tujuan ini berasal dari perusahaan itu sendiri yang selalu berusaha menetapkan harga barang dan jasa setepat mungkin. Banyak perusahaan yang mengadakan pendekatan terhadap penentuan harga berdasarkan tujuan yang hendak dicapainya.
            Keputusan untuk menetapkan harga sering melibatkan kepentingan pimpinan (top manager) terutama untuk produk baru. Penentuan tingkat harga tersebut biasanya dilakukan dengan mengadakan beberapa perubahan untuk menguji pasarnya, apakah menerima atau menolak ?. Jika pasar menerima penawaran tersebut maka harga itu sudah sesuai. Tetapi jika mereka menolak maka harga tersebut perlu diubah secepatnya. Jadi ada kemungkinan keliru tentang keputusan harga yang diambil oleh manajer.
            Sehingga kita perlu meninjau apakah yang menjadi tujuan bagi penjual dalam menetapkan harga produknya.
Tujuan-tujuan tersebut adalah :
1.      Mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya
Dengan menetapkan harga yang kompetitif maka perusahaan akan mendulang untung yang optimal.
2.      Mempertahankan perusahaan
Dari marjin keuntungan yang didapat perusahaan akan digunakan untuk biaya operasional perusahaan. Contoh : untuk gaji/upah karyawan, untuk bayar tagihan listrik, tagihan air bawah tanah, pembelian bahan baku, biaya transportasi, dan lain sebagainya.
3.      Menggapai ROI (Return on Investment)
Perusahaan pasti menginginkan balik modal dari investasi yang ditanam pada perusahaan sehingga penetapan harga yang tepat akan mempercepat tercapainya modal kembali / roi.
4.      Menguasai Pangsa Pasar
Dengan menetapkan harga rendah dibandingkan produk pesaing, dapat mengalihkan perhatian konsumen dari produk kompetitor yang ada di pasaran.
5.      Mempertahankan status quo
Ketika perusahaan memiliki pasar tersendiri, maka perlu adanya pengaturan harga yang tepat agar dapat tetap mempertahankan pangsa pasar yang ada.
Sasaran Penetapan Harga,
Meskipun tujuan penetapan harga merupakan suatu panduan untuk menciptakan masa depan, namun tujuan ini tidak mempunyai unsur mendesak yang akan membantu pencapaiannya. Tujuan penetapan harga yang mengacu kemasa depan, tidak memastikan bahwa perusahaan akan sampai disana. Hal ini perlu disimak, barangkali karena upaya untuk menentukan tujuan harga itu adalah unsur yang lebih penting dan lebih sukar. Oleh karena itu, perusahaan perlu melengkapinya dengan menetapkan sasaran penetapan harga.
Secara mendasar sasaran penetapan harga harus menentukan secara tegas hal-hal yang berhubungan dengan :
ü  Menentukan kapan harga itu akan diperlukan
Dalam hal ini perusahaan perlu menentukan secara jelas kapan harga ini akan diperlakukan oleh perusahaan, apakah minggu depan, bulan depan, atau tahun depan. Penetapan waktu ini perlu ditentukan, karena akan berpengaruh terhadap aktivitas perusahaan yang lain seperti rencana arus kas perusahaan dan lain-lain.
ü  Menentukan target penjualan pokok
Dalam hal ini perusahaan harus menentukan dengan jelas berapa jumlah target penjualan produk-produk yang telah ditentukan harganya yang ingin dicapai dalam waktu tertentu apakah bulanan, triwulan, semesteran dan tahunan baik dilihat dari segi unit maupun dalam rupiah/dollar yang mampu dicapai oleh perusahaan dalam waktu tersebut diatas.
ü  Menentukan kelompok konsumen yang akan dijangkau
Penetapan sasaran harga atas kelompok konsumen yang akan dijangkau perlu dipertegas lebih lanjut sebagai usaha untuk lebih mengarahkan kegiatan-kegiatan elemen pemasaran lainnya seperti distribusi dan promosi agar lebih difokuskan dan diintensifkan pada kelompok konsumen yang dituju sesuai dengan sasaran harga yang telah ditetapkan.
Namun yang harus diperhatikan, bahwa penetapan sasaran harga ini harus memiliki karakteristik tertentu seperti : spesifik dan dapat diukur, dicapai dalam waktu terbatas, dan diidentifikasikan dengan suatu hasil yang sebenarnya. Dengan demikian tidak dengan semena-mena menentukan sasaran harga dengan tanpa memperhatikan karakteristik tersebut diatas.
Berdasarkan kepada berbagai tujuan dan sasaran penetapan harga diatas, maka akan lebih memudahkan perusahaan untuk melakukan analisa dan evaluasi terhadap tujuan dan sasaran harga yang telah ditetapkan dan sekaligus mencari alternatif pemecahan untuk periode yang akan datang.
Oleh karena itu, penetapan tujuan tanpa dilengkapi dengan sasaran yang jelas dan terarah dapat diibaratkan memasak sayur tanpa garam. Pemilihan dan penetapan sasaran untuk melengkapi setiap tujuan harga tidak hanya diberlakukan pada kebijakan harga saja tetapi juga dapat dipergunakan dalam setiap kebijakan marketing umumnya, sehingga bisa digunakan sebagai tolak ukur untuk menentukan berhasil / tidaknya setiap kebijakan yang telah dilakukan.

2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Harga
            Dalam kenyataannya, tingkat harga yang terjadi dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :
1.      Keadaan Perekonomian
Keadaan perekonomian sangat mempengaruhi tingkat harga yang berlaku dipasaran. Misalnya pada periode Resesi, yang merupakan suatu periode dimana ada keputusan Pemerintah 2014 yang menentukan nilai tukar $ 1,- (satu dolar) Amerika dari Rp. 11.000,- menjadi Rp. 11.200,-. Sehingga terjadilah reaksi-reaksi dari kalangan masyarakat bisnis. Reaksi spontan terhadap keputusan tersebut adalah adanya kenaikan harga-harga barang.
2.      Penawaran dan Permintaan
Permintaan adalah sejumlah barang yang dibeli oleh pembeli pada tingkat harga tertentu. Pada umumnya tingkat harga yang lebih rendah akan mengakibatkan jumlah yang diminta lebih besar. Hubungan antara harga dengan permintaan dapat digambarkan dalam bentuk kurve, disebut kurve permintaan.
Penawaran merupakan kebalikan dari permintaan, yaitu suatu jumlah yang ditawarkan oleh penjual pada suatu tingkat harga tertentu. Pada umumnya harga yang lebih tinggi mendorong jumlah yang ditawarkan lebih besar. Hubungan antara harga dengan jumlah yang ditawarkan dapat digambarkan dalam bentuk kurve, disebut kurve penawaran.
Menurut teori ekonomi, harga akan ditentukan pada suatu titik pertemuan antara kurve permintaan dan kurve penawaran.
3.      Elastisitas Permintaan
Faktor lain yang dapat mempengaruhi penentuan harga adalah sifat permintaan pasar.
v  Inelastis
Jika permintaan itu bersifat inelastis, maka perubahan harga akan mengakibatkan perubahan yang lebih kecil pada volume penjualannya.
v  Elastis
Apabila permintaan itu bersifat elastis, maka perubahan harga akan menyebabkan terjadinya perubahan volume penjualan dalam perbandingan yang lebih besar.
v  Unitary Elasticity
Apabila permintaan itu bersifat unitary elasticity, maka perubahan harga akan menyebabkan perubahan jumlah yang dijual dalam proporsi yang sama.
4.      Persaingan
Harga jual beberapa barang sering dipengaruhi oleh keadaan persaingan yang ada. Barang-barang dari hasil pertanian dijual dalam keadaan persaingan murni (pure competition).
Dalam persaingan ini penjual yang berjumlah banyak aktif menghadapi pembeli yang berjumlah banyak pula. Sehingga dengan banyaknya jumlah penjual dan pembeli menyulitkan penjual perorangan untuk menjual dengan harga lebih tinggi. Macam persaingan yang lain :
Ø  Persaingan tidak sempurna
Untuk barang-barang yang dihasilkan dari pabrik (barang-barang manufaktur) dengan merk tertentu kadang-kadang mengalami kesulitan dalam pemasarannya. Hal ini dapat disebabkan karena harganya lebih tinggi dari barang sejenis dengan merk lain. Keadaan pasar seperti mi disebut persaingan tidak sempurna (imperfect competition), di mana barang tersebut telah dibedakan dengan memberikan merk.
Ø  Oligopoli
Dalam keadaan oligopoli beberapa penjual menguasai pasar, sehingga harga yang ditetapkan dapat lebih tinggi daripada kalau dalam persaingan sempurna
Ø  Monopo!i
Dalam keadaan monopoli jumlah penjual yang ada di pasar hanya satu.
5.      Biaya
Biaya merupakan dasar dalam penentuan harga, sebab suatu tingkat harga yang tidak dapat menutup biaya akan mengakibatkan kerugian. sebaliknya, apabila suatu tingkat harga melebihi semua biaya, baik biaya produksi, biaya operasi maupun biaya non operasi, akan rnenghasilkan keuntungan.


6.      Tujuan Perusahaan
Penetapan harga suatu barang sering dikaitkan dengan tujuan-tujuan yangakan dicapai. Setiap perusahaan tidak selaiu mempunyai tujuan yang sama dengan perusahaan lainnya. Tujuan-tujuan yang hendak dicapai tersebut antara lain :
7.      Pengawasan Pemerintah
Pengawasan pemerintah tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk : penentuan harga maksimum dan minimum, diskriminasi harga, serta praktek-praktek lain yang mendorong atau mencegah usaha-usaha ke arah monopoli.

2.4  Prosedur Penetapan Harga
            Jika tujuan penetapan harga sudah ditentukan, maka manajemen dapat mengalihkan perhatian pada prosedur penentuan harga barang atau jasa yang ditawarkan. Prosedur penentuan harga yang dipakai melputi enam tahap, yaitu:
1.      Mengestimasikan Permintaan untuk Barang Tersebut
Dalam tahap pertama ini, penjual membuat estimasi permintaan barangnya secara total. Hal ini lebih mudah dilakukan terhadap permintaan barang yang ada dibandingkan dengan permintaan barang baru. Pengestimasian perrnintaan tersebut dapat dilakukan dengan :
a.       Menentukan harga yang diharapkan (expected price), yaitu harga yang diharapkan    dapat diterima oleh konsumen,
b.      Mengestimasikan volume penjualan pada berbagai tingkat harga. Hal ini menyangkut   pula pertimbangan tentang masalah elastisitas permintaan suatu barang. Mengestimasikan volume penjualan pada berbagai tingkat harga yang berbeda adalah penting juga dalam hubungannya dengan penentuan break-even poin
2.      Mengetahui Lebih Dulu Reaksi dalam Persaingan
Kondisi persaingan sangat mempengaruhi kebijaksanaan penentuan harga bagi perusahaan atau penjual. Oleh karena itu penjual perlu mengetahui reaksi persaingan yang terjadi dipasar mengetahui reaksi persaingan yang terjadi di pasar serta sumber-sumber penyebabnya. Adapun sumber-sumber persaingan yang ada dapat berasal dari :
o   Barang sejenis yang dihasilkan oleh perusahaan lain.
o   Barang pengganti atau substitusi.
o   Barang-barang lain yang dibuat oleh perusahaan lain yang sama-sama menginginkan uang konsumen.
3.      Menentukan Market Share yang Dapat Diharapkan
Perusahaan yang agresif selalu menginginkan market share yang lebih besar. Kadang-kadang, perluasan market share harus dilakukan dengan mengadakan periklanan dan bentuk lain dan persaingan bukan harga. Market share yang diharapkan rersebut akan dipengaruhi oleh kapasitas produksi yang ada, biaya ekspansi, dan mudahnya memasuki persaingan.
4.      Memilih Strategi Harga untuk Mencapai Target Pasar
Dalam hal ini penjual dapat memilih di antara dua macam strategi harga yang dianggap paling ekstrim, yaitu : skim-the-cream-pricing dan penetration pricing.
5.      Mempertimbangkan Politik Pemasaran Perusahaan
Tahap selanjutnya dalam prosedur penentuan harga adalah mempertimbangkan politik pemasaran perusahaan dengan melihat pada barang, sistem distribusi, dan program promosinya. Perusahaan tidak dapat menentukan harga suatu barang tanpa mempertimbangkan barang lain yang dijualnya. Demikian pula dalam saluran distribusinya, harus diperhatikan ada atau tidaknya penyalur yang juga menerima sebagian dari harga jual. 

2.5   Metode Praktis
            Penetapan harga barang dan jasa yang efisien sering merupakan masalah yang sulit bagi sebuah perusahaan. Penetapan ini didasarkan pada biaya, persaingan, permintaan dan laba, tetapi kombinasi optimal dari faktor-faktor tersebut berbeda sesuai dengan sifat produknya, pasarnya, dan tujuan perusahaan.Teknik yang sering dipakai dalam penetapan harga adalah :
1.      Penetapan Harga Mark-up (Mark up Pricing)
Mark upmerupakan jumlah rupiah yang ditambahkan pada biaya dari suatu produk untuk menghasilkan harga jual.
Jadi mark-up tersebut dipakai untuk menutup biaya overhead dan laba bagi perusahaan. Biasanya mark-up ini ditentukan dengan persentase dari biaya produk atau harga jualnya.
Biasanya para pedagang besar dan pengecer lebih banyak menentukan mark-up nya berdasarkan harga jual, sedangkan produsen menentukan mark-up nya berdasarkan biaya.
            Harga Jual =  Biaya Produk + Mark Up
            Harga Jual = Biaya Produk + (% x Biaya Produk)
            Harga Jual =              Biaya
                             (1 - % Mark up)
Kotler menyatakan bahwa salah satu alasan menggunakan mark up pricing adalah karena kurangnya ketidak pastian pada biaya daripada permintaan. Dengan mendasarkan pada biayanya, penetapan harga ini menjadi lebih sederhana dan penjual tidak perlu membuat penyesuaian harga terhadap permintaan.

2.      Penetapan Harga Break Even (Break Even Pricing)
Dalam Break-Even Pricing dapat diketahui tentang bagaimana satu satuan produk itu dijual pada harga tertentu untuk mengembalikan dana yang tertanam dalam produk tersebut.
Untuk meninjau break-even pricing secara lebih mendalam kita bisa mengadakan analisa tabuler. Volume break-even diperoleh dari pembagian antara biaya tetap total dengan marjin yang ada pada setiap tingkat harga.
Kemungkinan masalah yang paling serius dalam penetapan harga break-even ini adalah masalah kurangnya permintaan. Penentuan harga yang optimal sangat dipengaruhi oleh hubungan antara harga jual eceran dengan jumlah produk X yang akan dibeli oleh konsumen. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan ini antara lain:
o   Faktorsaingan
o   Pengalaman dalam penetapan harga
o   Kondisi dan produk yang ditawarkan.
3.      Penetapan Harga Rate of Return (Rate of Return Pricing)
Kebijaksanaan penetapan harga untuk mencapai tingkatan pengembalian investasi (rate of return on investment) merupakan kebijaksanaan yang banyak dipakai oleh perusahaan-perusahaan besar.

Faktor utama untuk dapat dilaksanakannya prosedur tersebut adalah :
ü  Estimasi permintaan
ü  Penggunaan fasilitas
Adapun masalah-masalah yang dihadapi dalam rate of return pricing, adalah :
ü  Pengestimasian penjualan yang dipakai untuk menentukan harga meskipun jumlah unit yang terjual itu sendiri merupakan fungsi harga.
ü  Rate of return pricing ini dapat menimbulkan fluktuasi dalam keuntungan karena jumlah penghasilan yang diterima langsung dipengaruhi oleh estimasi penjualan.
4.      Penetapan Harga Biaya Variabel (Variabel Cost Pricing)
Penetapan harga biaya variabel ini didasarkan pada suatu ide bahwa biaya total tidak selalu harus ditutup untuk menjalankan kegiatan bisnis yang menguntungkan. Sistem penetapan harga biaya variabel ini dapat dipakai untuk menentukan harga minimum yang dapat dikuasai.
Penetapan harga biaya variabel ini sering dijumpai dalam situasi dimana biaya tetap merupakan bagian yang besar dalam biaya total. Perusahaan angkutan kereta api dan perusahaan penerbangan adalah dua contoh industri yang memerlukan biaya tetap tinggi dan sering memakai penetapan harga biaya variable untuk meningkatkan volumenya. Sebagai contoh, mereka sering memberikan reduksi kepada anak-anak sekolah atau rombongan tertentu.
5.      Penetapan Harga Beban Puncak (Peak Load Pricing)
Peak-load pricing ini dapat dipakai bila jumlah barang dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan sangat terbatas, dan permintaan pembeli cenderung berubah di kemudian hari. Sebagai contoh perusahaan telepon telah menggunakan kapasitas untuk melayani 97 % langganannya selama periode ramai meskipun pada akhir pecan dan malam hari sering menganggur.
Dengan peak load pricing ini, perusahaan dapat menaikkan tarif diatas biaya rata-rata selama periode permintaan tinggi dan mengurangkan pada biaya variabelnya diluar periode ramai. Tarif rendah yang dikenakan pada jam-jam /hari-hari tidak ramai kemungkinan dapat meningkatkan pendapatan dengan menarik langganan yang jarang menggunakan  telepon.
Perusahaan telepon sering menggunakan peak load pricing dalam penentuan tariff untuk hubungan langsung jarak jauh.
Contoh lain dari penggunaan teknik ini adalah pada pertunjukan bioskop dimana tariff yang lebih rendah dikenakan pada jam-jam siang hari (permintaan relatif sedikit). Jadi peak load pricing memiliki keuntungan, antara lain :
ü  Menekan permintaan pada periode ramai
ü  Meningkatkan permintaan pada periode tidak ramai
ü  Meningkatkan efisiensi penggunaan fasilitas yang ada.

2.6  Kebijaksanaan dan Strategi Harga
            Pada waktu mengadakan perhitungan harga didalam marketing mix, tentunya langkah pertama yang harus dipertimbangkan oleh manajemen adalah menentukan tujuan penetapan harga, baru kemudian menetapkan harga dasar produk atau jasa yang ditawarkan. Usaha selanjutnya adalah bagaimana mengembangkan strategi dan kebijaksanaan yang tepat tentang beberapa aspek struktur harga. Sebelum melangkah kepada pembahasan tentang kebijaksanaan dan strategi harga  yang akan ditentukan dan dilaksanakan perusahaan alangkah baiknya kalau kita mengetahui arti dari kata strategi dan membuat kebijaksanaan karena kita akan mengetahui arti dari kata strategi dan membuat kebijaksanaan dalam pembahasan-pembahasan selanjutnya.
ü  Strategi
Adalah rencana tindakan yang luas dengan mana sebuah organisasi bermanfaat untuk mencapai tujuan.
ü  Kebijaksanaan
Adalah tuntunan atau pedoman managerial yang akan diperlukan untuk membuat keputusan-keputusan dimasa yang akan datang bila mana situasi menuntutnya. Dengan demikian sebuah kebijakan dapat menjadi suatu tindakan kongkret yang secara rutin diikuti bilamana sebuah situasi taktis dan strategis tertentu menuntutnya.

            Berdasarkan perbedaan arti dari kedua kata tersebut, maka pembahasan kita akan membedakan antara kebijaksanaan dan strategi dalam menentukan harga dari barang atau jasa yang ditawarkan.
ü  Potongan dan kelonggaran
Kebijaksanaan perusahaan yang berkaitan dengan potongan dan kelonggaran adalah hasil dari pengurangan dari harga dasar atau harga tercatat atau harga terdaftar (listprice).
Pengurangan dapat berbentuk harga yang dipotong atau konsesi lain seperti pemberian sejumlah barang gratis.
Bentuk-bentuk potongan dan pengurangan yang banyakdipakai, antara lain berupa:
1.      Potongan Kuantitas
2.      Potongan Dagang
3.      Potongan Tunai
4.      Potongan Musiman
5.      Potongan Fungsional
Untuk mengetahui secara jelas arti dan perbedaan dari masing-masing bentuk potongan diatas dapat diuraikan secara garis besar sebagai berikut :
1.      Potongan Kuantitas ( Quantity Discount)
Adalah potongan dari harga yang tercatat yang ditawarkan oleh penjual agar konsumen membeli dalam jumlah yang lebih besar dari biasanya atau bersedia memusatkan pembeliannya pada penjual yang sama. Potongan kuantitas dapat dilakukan dengan menggunakan dua macam cara yaitu :
a.       Potongan kuantitas non kumulatif
Yaitu potongan yang didasarkan pada jumlah setiap pesanan untuk satu atau beberapa produk. Misalnya : pembeli dapat membeli satu unit barang dengan harga Rp 100,- tetapi kalau membeli 3 unit yang bersangkutan cukup membayar Rp 250,- saja. Potongan kuantitas non kumulatif ini dapat mendorong pembeli untuk memesan / membeli dalam jumlah yang lebih besar.
b.      Potongan kuantitas kumulatif
Adalah potongan yang didasarkan pada volume total yang dibeli selama satu periode tertentu. Bagi penjual cara ini seperti dapat mengikat pembeli untuk membeli berkali-kali pada penjual yang sama.
Tipe potongan ini terutama berguna bagi penjualan produk yang tidak tahan lama, karena konsumen dirangsang untuk membeli persediaan/stok baru secara lebih sering sehingga produk tidak akan basi/layu.
2.      Potongan Dagang
Adalah potongan dari harga tercatat (daftar harga) yang ditawarkan kepada pembeli yang diharapkan mampu memiliki fungsi pemsaran (yang ikut memasarkan barangnya). Contoh : produsen dapat memberi harga eceran produsen sebesar Rp 400,- dengan potongan dagang 40% dan 10% yang berarti potongan diberikan kepada pengecer 40% dan kepada grosir 10% dimana pengecer harus membayar Rp 240, (Rp 400 – 40%). Sedangkan grosir membayar kepada produsen hanya sebesar Rp 216 ( Rp 240 – 10%).
Perlu dicatat bahwa potongan 40% dan 10% tidak berarti bahwa jumalh potongan menjadi 50% dari harga tercatat.
3.      Potongan Tunai / Kontan
Adalah potongan yang diberikan kepada pembeli karena membayar kontan/tunai  dalam jadwal pembayaran yang telah ditetapkan sebelumnya.
Potongan kontan pada dasarnya dihitung dari nilai sisa setelah dikurangi potongan kuantitas dan potongan dagang dari harga pasar.
Tujuan dasar memberikan potongan kontan adalah untuk mendapatkan dana tunai sebanyak mungkin sehingga dapat mengumpulkan modal kerja dengan cepat dan relatif murah.
Dalam praktik ditanah air dewasa ini sering dikenal dua macam pembayaran kontan, yaitu :
§  Kontan keras yakni pembayaran kontan yaitu uang tunai pada saat penyerahan barang
§  Pembayaran kontan adalah pembayaran selang beberapa waktu setelah barang diserahkan misalnya dua atau tiga minggu kemudian
Sebagai contoh banyak dilakukan dalam praktik khususnya untuk pembayaran kontan adalah pada saat barang diserahkan, pembeli memberikan cek mundur, yakni cek yang baru dapat diuangkan ke bank beberapa hari atau minggu dan bahkan belum setelah penyerahan cek.
Mengingat bahwa cek mundur biasanya dapat dipergunakan sebagai alat pembayaran transaksi dagang terhadap para relasi dagang, maka cek mundur dalam dunia perdagangan dianggap sebagai dana tunai. Oleh karena uang tunai bersifat lebih likuid dibandingkan dengan cek mundur, maka potongan keras biasanya lebih besar daripada potongan kontan.
4.      Potongan Musiman
Adalah suatu pengurangan harga yang diberikan kepada pembeli yang membeli barang / jasa dikala musim sepi.
Potongan musiman memungkinkan penjual dapat mempertahankan produksi yang lebih mantap selama satu tahun.
Contoh : pabrik payung akan memasarkan potongan musiman kepada para pengecer pada musim panas untuk mendorong pesanan yang lebih awal.
5.      Potongan Fungsional
Potongan ini sering dinamakan potongan dagang atau trade discunt oleh produsen kepada anggota saluran distribusi yang melakukan fungsi-fungsi tertentu seperti penjualan ataupun penyimpanan.
Produsen pada dasarnya dapat menawarkan suatu potongan fungsional yang berbeda-beda kepada berbagai saluran distribusi karena perbedaan pelayanan yang dilakukan.












BAB III
PENUTUP

3.1       KESIMPULAN
Harga adalah jumlah uang (ditambah beberapa produk kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk dan pelayanannya.” 
Tujuan-tujuan penetapan harga adalah :
1.              Meningkatkan penjualan
2.              Mempertahankan dan memperbaiki market share
3.              Stabilitas harga
4.              Mencapai target pengembalian investasi
5.              Mencapai laba maksimum
Dengan faktor yang mempengaruhi tingkat harganya antara lain keadaan perekonomian, penawaran dan permintaan, elastisitas permintaan, persaingan biaya, tujuan perusahaan dan pengawasan pemerintah. Serta dengan prosedur dan metode yang sesuai untuk penetapan harga tersebut. Dalam masalah harga, mempunyai kebijaksanaan dan strategi harga yang banyak dilakukan oleh para penjual diantaranya adalah potongan kuantitas, potongan dagang, potongan tunai, potongan musiman dan potongan fungsional supaya menarik para pembeli.

3.2       SARAN
Penetapan harga harus dilakukan dengan adanya riset pasar sehingga produsen dapat menentukan harga secara optimal yang akan menghasilkan laba yang optimal juga .Selain itu produsen juga harus melihat pesaing agar dapat tempat dalam pangsa pasar.
Segala kritik kami harapkan dari semua pihak karena kami menyadari bahwa makalah kami masih jauh dari kata sempurna. Semoga dapat menjadi pelajaran bagi kami semua untuk dapat menjadi lebih baik lagi dihari esok.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar