BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penyusunan Makalah
Makalah ini disusun guna memenuhi
tugas mata kuliah ‘Manajemen Pemasaran’ serta memenuhi salah satu nilai di
mata kuliah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan informasi bagi pembacanya,
dan bermanfaat untuk materi yang akan kami bahas mengenai “Harga”.
Tidak bisa dipungkiri bahwa perilaku
masyarakat di jaman sekarang adalah perilaku masyarakat yang konsumtif terhadap
barang apa saja. Maka dari itu dalam
kehidupan ekonomi produsen dan konsumen adalah suatu kesatuan yang sangat sulit
untuk dipisahkan,kehidupan, konsumen berlomba-lomba untuk memperoleh penawaran
yang setinggi-tingginya, sedangkan prodesen berusaha mendapatkan keuntungan
yang besar, di sinilah muncul penentuan harga dan kebijaksanaan serta
strateginya.
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan Pengertian
Harga?
b. Apa Tujuan dan Sasaran
Penetapan Harga?
c. Faktor-faktor apa saja yang
Mempengaruhi Tingkat Harga?
d. Apa saja Prosedur Penetapan
Harga?
e. Apa saja Metode Praktis?
f. Apa saja Kebijaksanaan dan
Strategi Harga?
1.3
Tujuan
a.
Mengetahui dan memahami pengertian harga
b.
Mengetahui dan memahami tujuan dan sasaran penetapan harga
c.
Mengetahui faktor-faktor
yang mempengaruhi tingkat harga
d.
Mengetahui prosedur penerapan harga
e.
Mengetahui dan memahami metode praktis
f.
Mengetahui dan memahami kebijaksanaan dan strategi harga
1.4
Metode Penyusunan Makalah
Adapun
metode penyusunan makalah ini adalah menggunakan data sekunder, dalam arti kami
mengutip dari berbagai data arsip. Data arsip yang kami gunakan adalah buku
yang ditulis oleh Philip Kotler, (1997). Manajemen Pemasaran : penentuan harga, Assauri sofjan,
SE,MBA. (1997). Manajemen Pemasaran
: penentuan harga, Boyd w, c
orville, walker, claude larreche jean (2002) manajemen pemasaran.serta sumber data lainnya.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Harga
Harga,
nilai dan faedah (utility) merupakan konsep-konsep yang sangat
berkaitan. Utility adalah atribut suatu produk yang dapat memuaskan
kebutuhan. Dalam perekonomian kita sekarang ini untuk mengadakan pertukaran
atau untuk mengukur nilai suatu produk kita menggunakan uang, bukan sistem
barter. Jumlah uang yang digunakan didalam pertukaran tersebut mencerminkan
tingkat harga dari suatu barang.
“Harga adalah jumlah uang (ditambah beberapa
produk kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari
produk dan pelayanannya.”
Harga merupakan salah satu bagian
yang sangat penting dalam pemasaran suatu produk karena harga adalah satu dari
empat bauran pemasaran / marketing mix (4P = product, price, place, promotion /
produk, harga, distribusi, promosi). Harga adalah suatu nilai tukar dari produk
barang maupun jasa yang dinyatakan dalam satuan moneter.
Harga
merupakan salah satu penentu keberhasilan suatu perusahaan karena harga
menentukan seberapa besar keuntungan yang akan diperoleh perusahaan dari
penjualan produknya baik berupa barang maupun jasa.
Menetapkan
harga terlalu tinggi akan menyebabkan penjualan akan menurun, namun jika harga
terlalu rendah akan mengurangi keuntungan yang dapat diperoleh organisasi
perusahaan.
2.2 Tujuan dan Sasaran Penetapan Harga
Dalam strategi
penentuan harga, manajer harus menetapkan dulu tujuan penetapannya. Tujuan ini
berasal dari perusahaan itu sendiri yang selalu berusaha menetapkan harga
barang dan jasa setepat mungkin. Banyak perusahaan yang mengadakan pendekatan
terhadap penentuan harga berdasarkan tujuan yang hendak dicapainya.
Keputusan
untuk menetapkan harga sering melibatkan kepentingan pimpinan (top manager)
terutama untuk produk baru. Penentuan tingkat harga tersebut biasanya dilakukan
dengan mengadakan beberapa perubahan untuk menguji pasarnya, apakah menerima
atau menolak ?. Jika pasar menerima penawaran tersebut maka harga itu sudah
sesuai. Tetapi jika mereka menolak maka harga tersebut perlu diubah secepatnya.
Jadi ada kemungkinan keliru tentang keputusan harga yang diambil oleh manajer.
Sehingga
kita perlu meninjau apakah yang menjadi tujuan bagi penjual dalam menetapkan
harga produknya.
Tujuan-tujuan tersebut
adalah :
1.
Mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya
Dengan menetapkan harga yang kompetitif maka perusahaan akan
mendulang untung yang optimal.
2.
Mempertahankan perusahaan
Dari marjin keuntungan yang didapat perusahaan akan digunakan
untuk biaya operasional perusahaan. Contoh : untuk gaji/upah karyawan, untuk
bayar tagihan listrik, tagihan air bawah tanah, pembelian bahan baku, biaya
transportasi, dan lain sebagainya.
3.
Menggapai ROI (Return on Investment)
Perusahaan pasti menginginkan balik modal dari investasi yang
ditanam pada perusahaan sehingga penetapan harga yang tepat akan mempercepat
tercapainya modal kembali / roi.
4.
Menguasai Pangsa Pasar
Dengan menetapkan harga rendah dibandingkan produk pesaing, dapat
mengalihkan perhatian konsumen dari produk kompetitor yang ada di pasaran.
5.
Mempertahankan status quo
Ketika perusahaan memiliki pasar tersendiri, maka perlu adanya
pengaturan harga yang tepat agar dapat tetap mempertahankan pangsa pasar yang
ada.
Sasaran Penetapan Harga,
Meskipun tujuan penetapan harga merupakan suatu
panduan untuk menciptakan masa depan, namun tujuan ini tidak mempunyai unsur
mendesak yang akan membantu pencapaiannya. Tujuan penetapan harga yang mengacu
kemasa depan, tidak memastikan bahwa perusahaan akan sampai disana. Hal ini
perlu disimak, barangkali karena upaya untuk menentukan tujuan harga itu adalah
unsur yang lebih penting dan lebih sukar. Oleh karena itu, perusahaan perlu
melengkapinya dengan menetapkan sasaran penetapan harga.
Secara mendasar sasaran penetapan harga harus
menentukan secara tegas hal-hal yang berhubungan dengan :
ü
Menentukan
kapan harga itu akan diperlukan
Dalam hal ini perusahaan perlu
menentukan secara jelas kapan harga ini akan diperlakukan oleh perusahaan,
apakah minggu depan, bulan depan, atau tahun depan. Penetapan waktu ini perlu
ditentukan, karena akan berpengaruh terhadap aktivitas perusahaan yang lain seperti
rencana arus kas perusahaan dan lain-lain.
ü
Menentukan
target penjualan pokok
Dalam hal ini perusahaan harus
menentukan dengan jelas berapa jumlah target penjualan produk-produk yang telah
ditentukan harganya yang ingin dicapai dalam waktu tertentu apakah bulanan,
triwulan, semesteran dan tahunan baik dilihat dari segi unit maupun dalam
rupiah/dollar yang mampu dicapai oleh perusahaan dalam waktu tersebut diatas.
ü
Menentukan kelompok konsumen yang akan dijangkau
Penetapan sasaran harga atas
kelompok konsumen yang akan dijangkau perlu dipertegas lebih lanjut sebagai
usaha untuk lebih mengarahkan kegiatan-kegiatan elemen pemasaran lainnya
seperti distribusi dan promosi agar lebih difokuskan dan diintensifkan pada
kelompok konsumen yang dituju sesuai dengan sasaran harga yang telah
ditetapkan.
Namun yang harus diperhatikan, bahwa
penetapan sasaran harga ini harus memiliki karakteristik tertentu seperti :
spesifik dan dapat diukur, dicapai dalam waktu terbatas, dan diidentifikasikan
dengan suatu hasil yang sebenarnya. Dengan demikian tidak dengan semena-mena
menentukan sasaran harga dengan tanpa memperhatikan karakteristik tersebut
diatas.
Berdasarkan kepada berbagai tujuan dan
sasaran penetapan harga diatas, maka akan lebih memudahkan perusahaan untuk
melakukan analisa dan evaluasi terhadap tujuan dan sasaran harga yang telah
ditetapkan dan sekaligus mencari alternatif pemecahan untuk periode yang akan
datang.
Oleh karena itu, penetapan tujuan tanpa
dilengkapi dengan sasaran yang jelas dan terarah dapat diibaratkan memasak
sayur tanpa garam. Pemilihan dan penetapan sasaran untuk melengkapi setiap
tujuan harga tidak hanya diberlakukan pada kebijakan harga saja tetapi juga
dapat dipergunakan dalam setiap kebijakan marketing umumnya, sehingga bisa
digunakan sebagai tolak ukur untuk menentukan berhasil / tidaknya setiap
kebijakan yang telah dilakukan.
2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Tingkat Harga
Dalam
kenyataannya, tingkat harga yang terjadi dipengaruhi oleh beberapa faktor,
antara lain :
1. Keadaan Perekonomian
Keadaan
perekonomian sangat mempengaruhi tingkat harga yang berlaku dipasaran. Misalnya
pada periode Resesi, yang merupakan suatu periode dimana ada keputusan
Pemerintah 2014 yang menentukan nilai tukar $ 1,- (satu dolar) Amerika
dari Rp. 11.000,- menjadi Rp. 11.200,-. Sehingga
terjadilah reaksi-reaksi dari kalangan masyarakat bisnis. Reaksi spontan
terhadap keputusan tersebut adalah adanya kenaikan harga-harga barang.
2. Penawaran dan Permintaan
Permintaan adalah
sejumlah barang yang dibeli oleh pembeli pada tingkat harga tertentu. Pada
umumnya tingkat harga yang lebih rendah akan mengakibatkan jumlah yang diminta
lebih besar. Hubungan antara harga dengan permintaan dapat digambarkan dalam
bentuk kurve, disebut kurve permintaan.
Penawaran merupakan
kebalikan dari permintaan, yaitu suatu jumlah yang ditawarkan oleh penjual pada
suatu tingkat harga tertentu. Pada umumnya harga yang lebih tinggi mendorong
jumlah yang ditawarkan lebih besar. Hubungan antara harga dengan jumlah yang
ditawarkan dapat digambarkan dalam bentuk kurve, disebut kurve penawaran.
Menurut teori
ekonomi, harga akan ditentukan pada suatu
titik pertemuan antara kurve permintaan dan kurve penawaran.
3. Elastisitas Permintaan
Faktor lain yang dapat mempengaruhi penentuan harga
adalah sifat permintaan pasar.
v Inelastis
Jika permintaan itu bersifat inelastis,
maka perubahan harga akan mengakibatkan perubahan yang lebih kecil pada volume
penjualannya.
v Elastis
Apabila permintaan itu bersifat
elastis, maka perubahan harga akan menyebabkan terjadinya perubahan volume
penjualan dalam perbandingan yang lebih besar.
v Unitary Elasticity
Apabila permintaan itu bersifat unitary
elasticity, maka perubahan harga akan menyebabkan perubahan jumlah yang dijual
dalam proporsi yang sama.
4. Persaingan
Harga jual
beberapa barang sering dipengaruhi oleh keadaan persaingan yang ada.
Barang-barang dari hasil pertanian dijual dalam keadaan persaingan murni (pure
competition).
Dalam
persaingan ini penjual yang berjumlah banyak aktif menghadapi pembeli yang berjumlah
banyak pula. Sehingga dengan banyaknya jumlah penjual dan pembeli menyulitkan
penjual perorangan untuk menjual dengan harga lebih tinggi. Macam persaingan
yang lain :
Ø Persaingan tidak sempurna
Untuk barang-barang yang dihasilkan
dari pabrik (barang-barang manufaktur) dengan merk tertentu kadang-kadang
mengalami kesulitan dalam pemasarannya. Hal ini dapat disebabkan karena
harganya lebih tinggi dari barang sejenis dengan merk lain. Keadaan pasar
seperti mi disebut persaingan tidak sempurna (imperfect competition), di mana barang tersebut telah dibedakan
dengan memberikan merk.
Ø Oligopoli
Dalam keadaan oligopoli beberapa penjual menguasai pasar, sehingga harga yang ditetapkan dapat lebih tinggi daripada kalau dalam persaingan sempurna
Dalam keadaan oligopoli beberapa penjual menguasai pasar, sehingga harga yang ditetapkan dapat lebih tinggi daripada kalau dalam persaingan sempurna
Ø Monopo!i
Dalam keadaan monopoli jumlah penjual yang ada di pasar hanya satu.
Dalam keadaan monopoli jumlah penjual yang ada di pasar hanya satu.
5. Biaya
Biaya merupakan dasar dalam penentuan harga, sebab suatu
tingkat harga yang tidak dapat menutup biaya akan mengakibatkan kerugian.
sebaliknya, apabila suatu tingkat harga melebihi semua biaya, baik biaya
produksi, biaya operasi maupun biaya non operasi, akan rnenghasilkan
keuntungan.
6. Tujuan
Perusahaan
Penetapan harga
suatu barang sering dikaitkan dengan tujuan-tujuan
yangakan
dicapai. Setiap perusahaan tidak selaiu mempunyai tujuan yang sama dengan
perusahaan lainnya. Tujuan-tujuan yang hendak dicapai tersebut antara lain :
7. Pengawasan
Pemerintah
Pengawasan
pemerintah tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk : penentuan harga maksimum
dan minimum, diskriminasi harga, serta praktek-praktek lain yang mendorong atau
mencegah usaha-usaha ke arah monopoli.
2.4 Prosedur
Penetapan Harga
Jika
tujuan penetapan harga sudah ditentukan, maka manajemen dapat mengalihkan
perhatian pada prosedur penentuan harga barang atau jasa yang ditawarkan.
Prosedur penentuan harga yang dipakai melputi enam tahap, yaitu:
1. Mengestimasikan
Permintaan untuk Barang Tersebut
Dalam tahap
pertama ini, penjual membuat estimasi permintaan barangnya secara total. Hal
ini lebih mudah dilakukan terhadap permintaan barang yang ada dibandingkan
dengan permintaan barang baru. Pengestimasian perrnintaan tersebut dapat dilakukan
dengan :
a.
Menentukan harga
yang diharapkan (expected price), yaitu harga yang diharapkan dapat diterima oleh konsumen,
b. Mengestimasikan volume
penjualan pada berbagai tingkat harga. Hal ini menyangkut pula pertimbangan tentang masalah
elastisitas permintaan suatu barang. Mengestimasikan volume penjualan pada
berbagai tingkat harga yang berbeda adalah penting juga dalam hubungannya
dengan penentuan break-even poin
2. Mengetahui Lebih Dulu Reaksi dalam Persaingan
Kondisi
persaingan sangat mempengaruhi kebijaksanaan penentuan harga bagi perusahaan
atau penjual. Oleh karena itu penjual perlu mengetahui reaksi persaingan yang
terjadi dipasar mengetahui reaksi persaingan yang terjadi di pasar serta
sumber-sumber penyebabnya. Adapun sumber-sumber persaingan yang ada dapat berasal dari
:
o Barang sejenis yang dihasilkan oleh perusahaan lain.
o Barang
pengganti atau substitusi.
o Barang-barang
lain yang dibuat oleh perusahaan lain yang sama-sama menginginkan uang
konsumen.
3. Menentukan
Market Share yang Dapat Diharapkan
Perusahaan
yang agresif selalu menginginkan market
share yang lebih besar. Kadang-kadang, perluasan market share
harus dilakukan dengan mengadakan periklanan dan bentuk lain dan persaingan
bukan harga. Market share yang diharapkan rersebut akan dipengaruhi oleh
kapasitas produksi yang ada, biaya ekspansi, dan mudahnya memasuki persaingan.
4. Memilih Strategi Harga untuk Mencapai Target Pasar
Dalam hal ini
penjual dapat memilih di antara dua macam strategi harga yang dianggap paling
ekstrim, yaitu : skim-the-cream-pricing
dan penetration pricing.
5. Mempertimbangkan
Politik Pemasaran Perusahaan
Tahap
selanjutnya dalam prosedur penentuan harga adalah mempertimbangkan politik
pemasaran perusahaan dengan melihat pada barang, sistem distribusi, dan program
promosinya. Perusahaan tidak dapat menentukan harga suatu barang tanpa
mempertimbangkan barang lain yang dijualnya. Demikian pula dalam saluran distribusinya,
harus diperhatikan ada atau tidaknya penyalur yang juga menerima sebagian dari
harga jual.
2.5 Metode Praktis
Penetapan harga
barang dan jasa yang efisien sering merupakan masalah yang sulit bagi sebuah
perusahaan. Penetapan ini didasarkan pada biaya, persaingan, permintaan dan
laba, tetapi kombinasi optimal dari faktor-faktor tersebut berbeda sesuai
dengan sifat produknya, pasarnya, dan tujuan perusahaan.Teknik yang sering dipakai dalam penetapan harga adalah :
1. Penetapan
Harga Mark-up (Mark up Pricing)
Mark upmerupakan jumlah rupiah yang ditambahkan pada biaya dari
suatu produk untuk menghasilkan harga jual.
Jadi
mark-up tersebut dipakai untuk menutup biaya overhead dan laba bagi perusahaan. Biasanya mark-up ini ditentukan
dengan persentase dari biaya produk atau harga jualnya.
Biasanya para
pedagang besar dan pengecer lebih banyak menentukan mark-up nya berdasarkan
harga jual, sedangkan produsen menentukan mark-up nya berdasarkan biaya.
Harga
Jual = Biaya Produk + Mark Up
Harga
Jual = Biaya Produk + (% x Biaya Produk)
Harga
Jual = Biaya
(1 - % Mark up)
Kotler menyatakan
bahwa salah satu alasan menggunakan mark up pricing adalah karena
kurangnya ketidak pastian pada biaya daripada permintaan. Dengan mendasarkan
pada biayanya, penetapan harga ini menjadi lebih sederhana dan penjual tidak
perlu membuat penyesuaian harga terhadap permintaan.
2. Penetapan
Harga Break Even (Break Even Pricing)
Dalam
Break-Even Pricing dapat diketahui tentang bagaimana satu satuan produk itu
dijual pada harga tertentu untuk mengembalikan dana yang tertanam dalam produk
tersebut.
Untuk meninjau
break-even pricing secara lebih mendalam kita bisa mengadakan analisa tabuler. Volume break-even
diperoleh dari pembagian antara biaya tetap total dengan marjin yang ada pada
setiap tingkat harga.
Kemungkinan
masalah yang paling serius dalam penetapan harga break-even ini adalah masalah
kurangnya permintaan. Penentuan harga yang optimal sangat dipengaruhi oleh
hubungan antara harga jual eceran dengan jumlah produk X yang akan dibeli oleh
konsumen. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan ini antara lain:
o Faktorsaingan
o Pengalaman dalam penetapan harga
o Kondisi dan produk yang ditawarkan.
3. Penetapan
Harga Rate of Return (Rate of Return Pricing)
Kebijaksanaan penetapan harga untuk
mencapai tingkatan pengembalian investasi (rate
of return on investment) merupakan kebijaksanaan yang banyak dipakai oleh
perusahaan-perusahaan besar.
Faktor utama untuk dapat
dilaksanakannya prosedur tersebut adalah :
ü Estimasi
permintaan
ü Penggunaan
fasilitas
Adapun
masalah-masalah yang dihadapi dalam rate
of return pricing, adalah :
ü Pengestimasian
penjualan yang dipakai untuk menentukan harga meskipun jumlah unit yang terjual
itu sendiri merupakan fungsi harga.
ü Rate of return pricing ini dapat menimbulkan fluktuasi
dalam keuntungan karena jumlah penghasilan yang diterima langsung dipengaruhi
oleh estimasi penjualan.
4. Penetapan
Harga Biaya Variabel (Variabel Cost Pricing)
Penetapan
harga biaya variabel ini didasarkan pada suatu ide bahwa biaya total tidak
selalu harus ditutup untuk menjalankan kegiatan bisnis yang menguntungkan.
Sistem penetapan harga biaya variabel ini dapat dipakai untuk menentukan harga
minimum yang dapat dikuasai.
Penetapan
harga biaya variabel ini sering dijumpai dalam situasi dimana biaya tetap
merupakan bagian yang besar dalam biaya total. Perusahaan angkutan kereta api
dan perusahaan penerbangan adalah dua contoh industri yang memerlukan biaya
tetap tinggi dan sering memakai penetapan harga biaya variable untuk
meningkatkan volumenya. Sebagai contoh, mereka sering
memberikan reduksi kepada anak-anak sekolah atau rombongan tertentu.
5. Penetapan
Harga Beban Puncak (Peak Load Pricing)
Peak-load
pricing ini dapat dipakai bila jumlah barang dan jasa yang ditawarkan oleh
perusahaan sangat terbatas, dan permintaan pembeli cenderung berubah di
kemudian hari. Sebagai contoh perusahaan telepon telah menggunakan kapasitas
untuk melayani 97 % langganannya selama periode ramai meskipun pada akhir pecan
dan malam hari sering menganggur.
Dengan peak load pricing ini, perusahaan dapat
menaikkan tarif diatas biaya rata-rata selama periode permintaan tinggi dan
mengurangkan pada biaya variabelnya diluar periode ramai. Tarif rendah yang
dikenakan pada jam-jam /hari-hari tidak ramai kemungkinan dapat meningkatkan
pendapatan dengan menarik langganan yang jarang menggunakan telepon.
Perusahaan
telepon sering menggunakan peak load pricing dalam penentuan tariff untuk
hubungan langsung jarak jauh.
Contoh
lain dari penggunaan teknik ini adalah pada pertunjukan bioskop dimana tariff
yang lebih rendah dikenakan pada jam-jam siang hari (permintaan relatif
sedikit). Jadi peak load pricing
memiliki keuntungan, antara lain :
ü Menekan
permintaan pada periode ramai
ü Meningkatkan permintaan pada periode tidak ramai
ü Meningkatkan
efisiensi penggunaan fasilitas yang ada.
2.6 Kebijaksanaan
dan Strategi Harga
Pada
waktu mengadakan perhitungan harga didalam marketing mix, tentunya langkah
pertama yang harus dipertimbangkan oleh manajemen adalah menentukan tujuan penetapan
harga, baru kemudian menetapkan harga dasar produk atau jasa yang ditawarkan.
Usaha selanjutnya adalah bagaimana mengembangkan strategi dan kebijaksanaan
yang tepat tentang beberapa aspek struktur harga. Sebelum melangkah kepada
pembahasan tentang kebijaksanaan dan strategi harga yang akan ditentukan dan dilaksanakan
perusahaan alangkah baiknya kalau kita mengetahui arti dari kata strategi dan
membuat kebijaksanaan karena kita akan mengetahui arti dari kata strategi dan
membuat kebijaksanaan dalam pembahasan-pembahasan selanjutnya.
ü Strategi
Adalah rencana
tindakan yang luas dengan mana sebuah organisasi bermanfaat untuk mencapai
tujuan.
ü Kebijaksanaan
Adalah tuntunan atau pedoman managerial
yang akan diperlukan untuk membuat keputusan-keputusan dimasa yang akan datang
bila mana situasi menuntutnya. Dengan demikian sebuah kebijakan dapat menjadi
suatu tindakan kongkret yang secara rutin diikuti bilamana sebuah situasi
taktis dan strategis tertentu menuntutnya.
Berdasarkan perbedaan arti
dari kedua kata tersebut, maka pembahasan kita akan membedakan antara
kebijaksanaan dan strategi dalam menentukan harga dari barang atau jasa yang
ditawarkan.
ü Potongan dan
kelonggaran
Kebijaksanaan
perusahaan yang berkaitan dengan potongan dan kelonggaran adalah hasil dari
pengurangan dari harga dasar atau harga tercatat atau harga terdaftar
(listprice).
Pengurangan
dapat berbentuk harga yang dipotong atau konsesi lain seperti pemberian
sejumlah barang gratis.
Bentuk-bentuk
potongan dan pengurangan yang banyakdipakai, antara lain berupa:
1.
Potongan Kuantitas
2.
Potongan Dagang
3.
Potongan Tunai
4.
Potongan Musiman
5.
Potongan Fungsional
Untuk mengetahui
secara jelas arti dan perbedaan dari masing-masing bentuk potongan diatas dapat
diuraikan secara garis besar sebagai berikut :
1.
Potongan
Kuantitas ( Quantity Discount)
Adalah potongan dari harga yang
tercatat yang ditawarkan oleh penjual agar konsumen membeli dalam jumlah yang
lebih besar dari biasanya atau bersedia memusatkan pembeliannya pada penjual
yang sama. Potongan kuantitas dapat dilakukan dengan menggunakan dua macam cara
yaitu :
a.
Potongan kuantitas non kumulatif
Yaitu potongan yang didasarkan pada jumlah setiap pesanan
untuk satu atau beberapa produk. Misalnya : pembeli dapat membeli satu unit
barang dengan harga Rp 100,- tetapi kalau membeli 3 unit yang bersangkutan
cukup membayar Rp 250,- saja. Potongan kuantitas non kumulatif ini dapat
mendorong pembeli untuk memesan / membeli dalam jumlah yang lebih besar.
b.
Potongan kuantitas kumulatif
Adalah potongan yang didasarkan pada volume total yang
dibeli selama satu periode tertentu. Bagi penjual cara ini seperti dapat
mengikat pembeli untuk membeli berkali-kali pada penjual yang sama.
Tipe potongan ini terutama berguna bagi penjualan produk
yang tidak tahan lama, karena konsumen dirangsang untuk membeli persediaan/stok
baru secara lebih sering sehingga produk tidak akan basi/layu.
2.
Potongan Dagang
Adalah potongan dari harga tercatat
(daftar harga) yang ditawarkan kepada pembeli yang diharapkan mampu memiliki
fungsi pemsaran (yang ikut memasarkan barangnya). Contoh : produsen dapat
memberi harga eceran produsen sebesar Rp 400,- dengan potongan dagang 40% dan
10% yang berarti potongan diberikan kepada pengecer 40% dan kepada grosir 10%
dimana pengecer harus membayar Rp 240, (Rp 400 – 40%). Sedangkan grosir
membayar kepada produsen hanya sebesar Rp 216 ( Rp 240 – 10%).
Perlu dicatat bahwa potongan 40% dan 10% tidak berarti
bahwa jumalh potongan menjadi 50% dari harga tercatat.
3.
Potongan Tunai
/ Kontan
Adalah potongan yang diberikan kepada
pembeli karena membayar kontan/tunai
dalam jadwal pembayaran yang telah ditetapkan sebelumnya.
Potongan kontan pada dasarnya dihitung
dari nilai sisa setelah dikurangi potongan kuantitas dan potongan dagang dari
harga pasar.
Tujuan dasar memberikan potongan kontan
adalah untuk mendapatkan dana tunai sebanyak mungkin sehingga dapat
mengumpulkan modal kerja dengan cepat dan relatif murah.
Dalam praktik ditanah air dewasa ini
sering dikenal dua macam pembayaran kontan, yaitu :
§ Kontan keras
yakni pembayaran kontan yaitu uang tunai pada saat penyerahan barang
§ Pembayaran
kontan adalah pembayaran selang beberapa waktu setelah barang diserahkan
misalnya dua atau tiga minggu kemudian
Sebagai contoh
banyak dilakukan dalam praktik khususnya untuk pembayaran kontan adalah pada
saat barang diserahkan, pembeli memberikan cek mundur, yakni cek yang baru
dapat diuangkan ke bank beberapa hari atau minggu dan bahkan belum setelah
penyerahan cek.
Mengingat bahwa cek
mundur biasanya dapat dipergunakan sebagai alat pembayaran transaksi dagang
terhadap para relasi dagang, maka cek mundur dalam dunia perdagangan dianggap
sebagai dana tunai. Oleh karena uang tunai bersifat lebih likuid dibandingkan
dengan cek mundur, maka potongan keras biasanya lebih besar daripada potongan
kontan.
4.
Potongan
Musiman
Adalah suatu pengurangan harga yang
diberikan kepada pembeli yang membeli barang / jasa dikala musim sepi.
Potongan musiman memungkinkan penjual
dapat mempertahankan produksi yang lebih mantap selama satu tahun.
Contoh : pabrik payung akan memasarkan
potongan musiman kepada para pengecer pada musim panas untuk mendorong pesanan
yang lebih awal.
5.
Potongan
Fungsional
Potongan ini sering dinamakan potongan
dagang atau trade discunt oleh produsen kepada anggota saluran distribusi yang
melakukan fungsi-fungsi tertentu seperti penjualan ataupun penyimpanan.
Produsen pada dasarnya dapat menawarkan
suatu potongan fungsional yang berbeda-beda kepada berbagai saluran distribusi
karena perbedaan pelayanan yang dilakukan.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Harga adalah jumlah uang (ditambah beberapa
produk kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari
produk dan pelayanannya.”
Tujuan-tujuan penetapan
harga adalah :
1.
Meningkatkan
penjualan
2.
Mempertahankan
dan memperbaiki market share
3.
Stabilitas
harga
4.
Mencapai target
pengembalian investasi
5.
Mencapai laba
maksimum
Dengan faktor
yang mempengaruhi tingkat harganya antara lain keadaan perekonomian, penawaran
dan permintaan, elastisitas permintaan, persaingan biaya, tujuan perusahaan dan
pengawasan pemerintah. Serta dengan prosedur dan metode yang sesuai untuk
penetapan harga tersebut. Dalam masalah harga, mempunyai kebijaksanaan dan
strategi harga yang banyak dilakukan oleh para penjual diantaranya adalah
potongan kuantitas, potongan dagang, potongan tunai, potongan musiman dan
potongan fungsional supaya menarik para pembeli.
3.2 SARAN
Penetapan harga harus dilakukan
dengan adanya riset pasar sehingga produsen dapat menentukan harga secara
optimal yang akan menghasilkan laba yang optimal juga .Selain itu produsen juga
harus melihat pesaing agar dapat tempat dalam pangsa pasar.
Segala kritik kami harapkan dari semua pihak karena kami menyadari bahwa
makalah kami masih jauh dari kata sempurna. Semoga dapat menjadi pelajaran bagi
kami semua untuk dapat menjadi lebih baik lagi dihari esok.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar