BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Aset Tetap
Menurut
PSAK No.16, Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk
siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan dalam operasi
perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal
perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun. Masa manfaat
adalah periode suatu aktiva diharapkan digunakan oleh perusahaan atau jumlah
produksi atau unit serupa yang diharapkan diperoleh dari aktiva oleh
perusahaan.
Suatu benda berwujud yang memenuhi kualifikasi untuk diakui sebagai suatu
aktiva dan dikelompokkan sebagai aktiva tetap, pada awalnya harus diukur
berdasarkan biaya perolehan. Biaya perolehan suatu aktiva tetap terdiri dari harga
belinya, termasuk bea impor dan PPN Masukan Tak Boleh Restitusi (non-refundable),
dan setiap biaya yang dapat diatribusikan secara Iangsung dalam membawa aktiva
tersebut ke kondisi yang membuat aktiva tersebut dapat bekerja untuk penggunaan
yang dimaksudkan; setiap potongan dagang dan rabat dikurangkan dari harga
pembelian.
- Biaya persiapan tempat.
- Biaya pengiriman awal (initial
delivery) dan biaya simpan dan bongkar-muat (handling costs)
- Biaya pemasangan (installation
costs)
- Biaya profesional seperti
arsitek dan insinyur.
Aktiva
tetap disajikan berdasarkan nilai perolehan aktiva tersebut dikurangi akumulasi
penyusutan. Penilaian kembali atau revaluasi aktiva tetap pada umumnya tidak
diperkenankan karena Standar Akuntansi Keuangan menganut penilaian aktiva berdasarkan
harga perolehan atau harga pertukaran. Penyimpangan dari ketentuan ini
dilakukan berdasarkan ketentuan pemerintah. Dalam hal ini laporan keuangan
harus menjelaskan mengenai penyimpangan dari konsep harga perolehan di dalam
penyajian aktiva tetap serta pengaruh penyimpangan tersebut terhadap gambaran
keuangan perusahaan. Selisih nilai revaluasi dengan nilai buku (nilai tercatat)
aktiva tetap dibukukan dalam akun modal dengan nama selisih penilaian kembali
aktiva tetap.
Aktiva tetap meliputi aktiva yang tidak dapat
disusutkan (non depreciable) dan aktiva yang dapat disusutkan (depreciable)
mencakup tanah, bangunan, mesin serta peralatan lainnya, ataupun
sumber-sumber alam.
Aktiva tetap pada awalnya harus diukur berdasarkan
biaya perolehan. Biaya perolehan adalah jumlah kas atau setara kas yang
dibayarkan atau nilai wajar imbalan lain yang diberikan untuk memperoleh suatu
aktiva pada saat perolehan atau konstruksi sampai dengan aktiva tersebut dalam
kondisi dan tempat yang siap untuk dipergunakan."
Sedangkan untuk pengakuannya, Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan Nomor 16 tentang Pengakuan Aktiva Tetap dan Aktiva Lain-
Lain, menyatakan suatu barang modal untuk diakui sebagai aktiva dan
dikelompokkan sebagai aktiva tetap maka harus dipenuhi syarat berikut:
a. Besar
kemungkinan (probable) bahwa manfaat keekonomian di masa yang akan
datang yang berkaitan dengan aktiva tersebut akan mengalir ke dalam perusahaan.
Dalam menentukan suatu pos memenuhi kriteria pertama untuk pengakuan, suatu
perusahaan harus menilai tingkat kepastian aliran manfaat keekonomian masa yang
akan datang berdasarkan bukti yang tersedia pada waktu pengakuan awal. Adanya
kepastian yang cukup bahwa manfaat keekonomian masa yang akan dating akan
mengalir ke perusahaan membutuhkan suatu kepastian bahwa perusahaan akan
menerima imbalan dan menerima resiko terkait. Kepastian ini biasanya hanya
tersedia jika resiko dan imbalan telah diterima perusahaan. Sebelum hal ini
terjadi, transaksi untuk memperoleh aktiva biasanya dapat dibatalkan tanpa
sanksi yang signifikan, dan karenanya aktiva tidak diakui.
b.
Biaya perolehan aktiva dapat diukur secara andal. Kriteria kedua untuk
pengakuan biasanya dapat dipenuhi langsung karena transaksi pertukaran
mempunyai bukti pembiayaan aktiva yang mengidentifikasikan biayanya. Dalam
keadaan suatu aktiva dikontruksi sendiri, suatu pengukuran yang dapat
diandalkan atas biaya dapat dibuat dari transaksi dengan pihak eksternal dan
perusahaan untuk perolehan bahan baku, tenaga kerja dan input lain yang
digunakan dalam proses kontruksi.
c.
Aktiva yang digunakan dalam operasi/kegiatan utama perusahaan dan tidak
untuk dijual.
d.
Memiliki umur ekonomi yang panjang, biasanya lebih dari satu tahun dan
disusutkan nilainya
e.
Memiliki bentuk fisik yang aktual.
2.2 Kelompok
Aktiva Tetap
Fixed
assets atau aktiva tetap bisa dibedakan menjadi
a. Fixed tangible assets
b.
Fixed intangibleassets
Aktiva
tetap yang tidak mempunyai wujud/bentuk, sehingga tidak bisa dilihat dan tidak bisa
diraba.
2.3 Penyusutan Aktiva Tetap
Menurut
Suandy (2008) penyusutan adalah : “Alokasi sistematis suatu nilai asset yang
dapat disusutkan sepanjang masa manfaat yang dapat diestimasi.” Metode manapun yang
dipilih, konsistensi dalam penggunaanya adalah perlu, tanpa memandang tingkat
profitabilitas perusahaan dan pertimbangan perpajakan, agar dapat menyediakan
daya banding hasil operasi perusahaan dari periode ke periode
Metode
Perhitungan Penyusutan
Penyusutan dapat dilakukan dengan
berbagai metode yang dapat dikelompokan sebagai berikut:
a. Metode aktivitas (Activity Method)
b. Metode Garis Lurus (Straight Line
Method)
c. Metode Beban Menurun (Decreasing
Charge Method)
d. Metode Penyusutan Khusus
2.4 Transaksi
Pembiayaan Aktiva Tetap
1)
Secara Tunai
Pembiayaan
secara tunai berarti perusahaan harus menyiapkan dan mengeluarkan dana tunai
sebesar harga aktiva tetap yang baru. Aktiva tetap berwujud yang diperoleh dari
pembiayaan tunai dicatat dengan jumlah sebesar uang yang dikeluarkan untuk
mendapatkan aktiva tetap tersebut. Perusahaan harus sanggup menyediakan uang
tunai sebesar harga aktiva tetap dan menyetorkan kepada pihak supplier. Setelah
bukti pembayaran telah diterima, supplier akan mengirimkan aktiva tersebut
kepada perusahaan yang membeli dengan biaya-biaya yang telah disepakati dalam
perjanjian jual beli barang.
2)
Secara
Kredit Bank
Pengertian Kredit Bank
Kata kredit
berasal dari bahasa latin yaitu “credere”, yang artinya percaya. Menurut
Hasibuan (2001:87), “Kredit adalah semua jenis pinjaman yang harus dibayar
kembali bersama bunganya oleh peminjam sesuai dengan perjanjian yang telah
disepakati”.
Jenis Kredit Bank Berdasarkan Jangka
Waktu
Menurut Home
(1992), ada dua pembedaan jangka waktu kredit, yaitu:
a. Kredit
jangka pendek merupakan kredit yang berjangka waktu selama-lamanya satu tahun.
b. Kredit
jangka panjang merupakan kredit yang berjangka waktu lebih dari satu tahun.
Keuntungan utama dari pinjaman jangka panjang adalah fleksibilitasnya. Debitur berurusan
langsung dengan yang meminjamkan, dan pinjaman dapat disesuaikan terhadap
kebutuhan peminjam melalui negosiasi langsung
Transaksi
Pembiayaan Aktiva Tetap Melalui Sewa Guna Usaha (leasing)
Definisi
Sewa Guna Usaha (leasing)
Definisi sewa guna usaha (leasing), menurut
The International Accounting Standart (IAS 17) Triandaru, Sigit 2006 : “Suatu
perjanjian dimana pemilik asset atau perusahaan sewa guna usaha (lessor)
menyediakan barang atau asset dengan hak penggunaan kepada penyewa guna usaha (lessee)
dengan imbalan pembayaran sewa untuk suatu jangka waktu tertentu.”
Jenis Sewa Guna Usaha (leasing)
Menurut
Suandy (2008), sewa guna usaha (leasing) dibedakan menjadi 2 (dua),
yaitu:
a.
Sewa guna usaha (leasing) dengan
hak opsi (financelease/capital lease) adalah sewa guna usaha (leasing)
di mana penyewa (lessee) pada akhir masa kontrak mempunyai hak opsi
untuk membeli objek sewa guna usaha (leasing) berdasarkan nilai sisa
yang disepakati.
b.
Sewa guna usaha (leasing) tanpa
hak opsi (operating lease) adalah sewa guna usaha (leasing) di
mana penyewa (lessee) pada akhir masa kontrak tidak mempunyai hak opsi
untuk membeli objek sewa guna usaha (leasing) tersebut.
Perbandingan
Biaya yang dapat Dikurangkan dari Alternatif Pembiayaan
Tunai,
Kredit Bank, dan Sewa Guna Usaha (leasing)
Ketiga
alternatif pembiayaan aktiva tetap diatas memiliki perbedaan tingkat suku bunga
dan juga perbedaan dalam perlakuan disektor pajakannya. Adapun beberapa
perbedaan perlakuan biaya dalam sektor pajak antara ketiga alternatif
pembiayaan tersebut, yaitu :
a.
Pembiayaan aktiva tetap secara
tunai. Biaya yang dapat dibebankan dalam laporan keuangan fiskal perusahaan
adalah biaya penyusutan aktiva tetap, sesuai dengan metode dan umur ekonomis
yang telah ditetapkan oleh peraturan perpajakan yang berlaku, sedangkan
biaya-biaya yang berkenaan dengan perolehan aktiva tetap tersebut tidak boleh
dibiayakan dalam laporan keuangan fiskal perusahaan.
b. Pembiayaan
aktiva tetap dengan cara sewa guna usaha (leasing). Semua biaya yang
dikeluarkan oleh perusahaan untuk membayar sewa guna usaha (leasing) dapat
dibiayakan pada laporan keuangan fiskal pada tahun yang bersangkutan, sedangkan
untuk biaya penyusutannya, belum boleh diakui oleh pihak lessee (perusahaan)
selama masa sewa guna usaha (leasing), biaya penyusutan boleh diakui
jika aktiva telah diambil alih oleh lessee (perusahaan) dengan membayar
nilai hak opsi sebesar nilai perolehan aktiva (besar nilai opsi telah
ditentukan perusahaan sewa guna usaha (leasing)) sesuai dengan metode
dan umur aktiva.
c. Pembiayaan
aktiva tetap dengan kredit bank. Biaya yang boleh dikurangkan dalam laporan
keuangan fiskal adalah beban bunga atas kredit bank tersebut serta biaya
penyusutan aktiva tetap, sesuai dengan metode dan umur ekonomis yang telah
ditetapkan oleh peraturan perpajakan yang berlaku.
Penghentian Pemakaian Aktiva Tetap
Efraim
(2012:234), mengatakan ada beberapa transaksi yang menghentikan pemakaian aset
tetap, yaitu:
a.
Penjualan Aset Tetap. Jika penggunaan aset tetap tertentu
dihentikan, rekening-rekening yang bersangkutan dengan aset tetap tersebut
harus dihapuskan. Jika penghentian disebabkan transaksi penjualan, selisih
antara harga jual dengan nilai buku aset tetap yang tersisa harus diakui
sebagai laba atau rugi. Jika nilai buku aset lebih kecil dibandingkan dengan
kas/aset lain yang diterima, timbul keuntungan. Sebaliknya jika nilai buku aset
lebih besar dibandingkan dengan kas/aset lain yang diterima, timbul kerugian.
b.
Berakhirnya Masa Manfaat Aset Tetap Apabila aset tetap
dihentikan karena berakhirnya masa manfaatnya, semua akun yang berkaitan dengan
aset tetap tersebut harus dihapus. Dalam transaksi ini, saat aset tetap
dihentikan masa pemakaiannya masih memiliki nilai residu, harus diakui sebagai
rugi penghentian aset tetap.
c.
Pertukaran Dengan Aset Lain Harga pertukaran aset tetap yang
didapat melalui pertukaran dengan surat berharga diukur dengan jumlah uang yang
dapat direalisasikan apabila surat berharga tersebut dijual. Jika harga pasar
surat-surat berharga tidak dapat ditentukan , harga pasar aset tetap yang
diperoleh menjadi dasar pencatatan aset yang bersangkutan. Jika harga pasar
kedua aset tersebut tidak ada maka aset tetap tersebut harus ditaksir oleh
pihak yang independen, misalnya oleh penilai (appraiser).
2.5 Audit
Objective (Tujuan Pemeriksaan) Aktiva Tetap
Dalam satu general audit (pemeriksa umum), pemeriksaan atas
aktiva tetap mempunyai beberapa tujuan sebagai berikut :
1.
Memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik
atas aktiva tetap.
2.
Untuk memeriksa apakah aktiva tetap yang tercantum di neraca
betul-betul ada, masih digunakan dan dimiliki oleh perusahaan.
3.
Untuk memeriksa apakah penambahan aktiva tetap dalam tahun
berjalan (periode yang diperiksa) betul-betul merupakan suatu Capital
Expenditure, diotorisasi oleh pejabat perusahaan yang berwenang didukung
oleh bukti-bukti yang lengkap dan dicatat dengan benar.
4.
Untuk memeriksa apakah disposal (penarikan) aktiva tetap
sudah dicatat dengan benar di buku perusahaan dan telah diotorisasi oleh
pejabat perusahaan yang berwenang.
5.
Untuk memeriksa apakah pembebanan penyusutan dalam tahun
(periode) yang diperiksa dilakukan dengan cara yang sesuai dengan SAK,
konsisten, dan apakah perhitungannya telah dilakukan dengan benar (secara
akurat).
6.
Untuk memeriksa apakah ada aktiva tetap yang dijadikan
sebagai jaminan.
7.
untuk memeriksa apakah ada aktiva tetap yang disewakan, jika
ada apakah pendapatan sewa sudah diterima perusahaan.
8.
untuk memeriksa apakah ada aktiva tetap yang mengalami
penurunan nilai (imperment).
9.
untuk memeriksa apakah penyajian aktiva tetap dalam laporan
keuangan, sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia/SAK.
Teknik Audit Aktiva Tetap
Agar
audit dapat dilakukan dengan tepat , dan memberikan hasil yang tidak berisiko
maka auditor akan melakukan tahapan sebagai berikut yaitu ;
1.
Penentuan Risiko Pendeteksian (Materialitas, Risiko Audit,
dan Strategi Audit)
Dalam penentuan risiko, auditor
harus menanyakan kepada klien seberapa banyak volume transaksi yang terjadi
dalam aktiva tetap untuk satu periode. Kemudian juga harus menyelidiki
kemungkinan adanya pembelian dan pengeluaran kas yang tidak di otorisasi.,
Kemungkinan adanya pembelian aktiva yang tidak memadai, dan kemungkinan adanya
penentuan biaya periodik yang dilakukan oleh bagian akuntansi yang tidak
mempertimbangkan aspek konsistensi
2. Pemahaman Terhadap struktur
pengendalian intern.
Dalam pemahaman terhadap struktur
pengendalian intern diperlukan pengetahuan tentang :
a. Lingkungan pengendalian
1)
Pahami struktur organisasi klien yang berkaitan dengan
siklus pengeluaran dan pembelian .
2)
Adakah metode pengendalian manajemen yang diterapkan dalam
siklus pengeluaran.
b. Sistem Akuntansi
Pelajari proses akuntansi klien yang akan diperiksa, Bagaimana pengolahan datanya, Apa
saja dokumen-dokumen yang digunakan klien, dan apa saja Catatan Akuntansi yang
dibuat oleh klien, (Minta
Flow Cartnya kepada klien)
c. Prosedur Pengendalian
Auditor
perlu memahami dan mengetahui ada atau tidak hal-hal seperti :
1)
Otorisasi yang memadai
2)
Pemisahan wewenang dan tanggung jawab
3)
Praktek yang sehat (pengendaliannya apa saja )
4)
Internal auditor
3.
Pengendalian Intern secara Umum terhadap transaksi pembelian Aktiva Tetap.
Dalam
pengendalian intern untuk aktiva tetap terdapat dokumen-dokumen kunci dan
catatan akuntansi yang biasa dapat dibuat oleh perusahaan. Dibawah ini adalah
dokumen-dokumen kunci dan catatan akuntansi yang seharusnya (idialnya) dibuat
oleh perusahaan.
a) Dokumen-dokumen kunci dan catatan
akuntansi :
· Permintaan pembelian (purchase
requisition)
· Perintah Pembelian (Purchase
order)
· Laporan Penerimaan Barang (Receiving
report)
· Faktur penjualan ( vendor
invoice)
· Surat perintah pembayaran (voucher)
· Ringkasan surat perintah
pembayaran (voucher summary)
· Bukti kas keluar
|
· Daftar voucher (voucher
register)
· Cek (chek)
· Buku tambahan hutang dagang (accounts
payable subsidiary ledger)
· Arsip perintah pembelian yang
belum terealisasi (open purchase file)
· Laporan rekanan penjual (vendor’s
statement)
· Arsip voucher pembelian yang
disetujui (purchase transaction file)
· Memo debit , dll
|
b)
Organisasi yang terkait.
Sistem
yang baik adalah system yang dalam setiap pekerjaan dilakukan oleh
masing-masing fungsi yang memiliki wewenang dan tanggung jawab kepada atasan
fungsi lainnya. Sebagai contoh dalam system pembelian aktiva tetap maka
fungsi-fungsi yang biasanya terkait adalah :
1) Bagian gudang à fungsi penyimpanan barang. ( surat permintaan barang)
2) Bagian pembelian à fungsi pembelian . (surat permintaan penawaran harga,
surat order pembelian)
3) Bagian penerimaan à fungsi penerimaan barang. (laporan penerimaan barang)
4) Bagian Utang à fungsi pencatat utang (bukti kas keluar)
5) Bagian Kas à fungsi pengeluaran kas
6) Bagian pengiriman à fungsi pengiriman barang .(laporan pengiriman barang
)
7) Bagian Jurnal, Buku Besar , dan
Laporan , Bagian kartu persediaan, dan Kartu biaya. Ã fungsi Akuntansi (Jurnal Umum, kartu persediaan)
Pengujian Substantif terhadap Saldo
Aktiva Tetap
Prosedur
audit pengujian substantif terhadap saldo aktiva tetap
1. Prosedur audit awal. Lakukan
perosedur audit awal atas saldo akun aktiva tetap yang akan di uji lebih lanjut.
a. Usut saldo aktiva tetap yang
tecantum di dalam neraca ke saldo akun aktiva tetap bersangkutan di buku besar.
b. Terhitung kembali saldo aktiva tetap
di buku besar
c. Lakukan review terhadap mutasi luar
biasa dalam jumlah dan sumber posting dalam aktiva tetap serta hitung akumulasi
penyusutan aktiva tetap tersebut.
d. Usut saldo akun aktiva tetap ke
kertas kerja tahun lalu
e. Usut posting pendebetan dan
pengkreditan ke dalam jurnal yang bersangkutan
f. Lakukan rekonsiliasi akun kontrol
terhadap aktiva tetap dalam buku besar ke buku pembantu aktiva tetap
2. Prosedur analitikAntara lain:
a. Hitung rasio:
1)
Tingkat perputaran aktiva tetap
2)
Laba bersih dengan aktiva tetap
3)
Aktiva tetap ke modal saham
4)
Biaya reparasi dan pemeliharaan dengan aktiva tetap
b.
Lakukan analisis hasil prosedur analitik dengan harapan dari
dasarkan pada data masa lalu baik data anggaran maupun data realisasi
3.
Prosedur pengujian terhadap transaksi rinci
a. Periksa tambahan aktiva tetap ke
dokumen yang mendukung timbulnya transaksi tersebut
b. Periksa berkurangnya aktiva tetap ke
dokumen yang mendukung timbulnya transaksi tersebut
c. Lakukan pemeriksaan pisah batas (cut
off) transaksi aktiva tetap
d. Lakukan review terhadap akun biasa
maintanance maupun biaya reparasi
4. Prosedur pengujian terhadap saldo
akun rinci
a.
Lakukan inspeksi atau peninjauan terjadap aktiva tetap
1) Lakukan inspeksi terhadap tambahan aktiva tetap
1) Lakukan inspeksi terhadap tambahan aktiva tetap
2) Lakukan penyelidikan dan sesuaikan jika terjadinya perbedaan
3) Periksan dokumen yang mendukung pembayaran dan pembelian
aktiva tetap setelah tanggal neraca
b.
Periksa bukti hak kepemilikan aktiva tetap dan kontrak yang
mendukung penggunaan aktiva tetap tersebut
c.
Lakukan review terhadap penyusutan aktiva tetap
Perbedaan pengujian substantif terhadap aktiva tetap dan aktiva lancar
Karena frekuensi
transaksi sangat sedikit maka pengujian substantif aktiva tetap relatif lebih singkat
dari waktu yang diperlukan untuk pengujian substantif terhadap aktiva
lancar. Karena pengaruh cutoff(pisah batas) sedikit pada
perhitungan laba rugi maka auditor tidak mengarahkan perhatiannya pada
ketelitian cutoff (pisah batas) transaksi yang berkaitan
dengan aktiva tetap pada akhir tahun tetapi memusatkan perhatiannya pada
ketepatan cutoff (pisah batas) transaksi aktiva lancar.
Menitikberatkan pada verifikasi mutasi aktiva tetap. Sedangkan pada aktiva
lancar menitikberatkan pada saldo per tanggal neraca.
Untuk First Audit (audit
pertama kali) bisa dibedakan sebagai berikut :
1.
Jika tahun
sebelumnya perusahaan sudah diaudit oleh kantor akuntan lain, saldo awal saldo
aset tetap bisa dicocokkan dengan laporan akuntan terdahulu dan kertas kerja
pemeriksaan akuntan tersebut.
2.
Jika
tahun-tahun sebelumnya perusahaan belum pernah diaudit, akuntan publik harus
memeriksa mutasi penambahan dan pengurangan aset tetap sejak awal berdirinya
perusahaan, untuk mengetahui apakah pencatatan yang dilakukan perusahaan untuk
penambahan dan pengurangan aset tetap, serta metode dan perhitungan penyusutan
aset tetap dilakukan sesuai dengan standar akuntansi di Indonesia
(SAK/ETAP/IFRS). Tentu saja pemeriksaan mutasi tahun-tahun sebelumnya dilakukan
secara test basis dengan mengutamakan jumlah material.
JENIS TRANSAKSI
Jenis transaksi aset tetap yang
mungkin terjadi antara lain :
a. Perolehan aset tetap secara tunai
atau dengan alat nonomoneter lainnya
b.
Penghapusan aset tetap melalui penjualan, pertukaran, pemberhentian, pemakaian
atau pembuangan
c.
Penyusutan aset tetap selama umur ekonomisnya
d.
Penyewaan aset tetap
TUJUAN
AUDIT ASET TETAP
a) Memeriksa apakah terdapat internal
control yang baik atas aset tetap.
b) Memeriksa apakah aset tetap yang
tercantum di neraca betul-betul ada, masih digunakan dan milik perusahaan.
c) Memeriksa apakah penambahan aset
tetap dalam tahun berjalan betul-betul merupakan suatu Capital Expenditure,
diotorisasi oleh pejabat yang berwenang, didukung oleh bukti-bukti yang lengkap
dan dicatat dengan benar.
d) Memeriksa apakah disposal dari aset
tetap sudah dicatat dengan benar dan telah diotorisasi oleh pejabat yang
berwenang.
e) Disposal aset tetap dapat terjadi
dalam bentuk penjualan yang akan menimbulkan laba/rugi penjualan aset tetap,
tukar tambah atau penghapusan aset tetap yang dapat menimbulkan kerugian, jika
aset tetap tersebut masih mempunyai nilai buku.
f) Memeriksa apakah pembebanan penyusutan
dalam periode yang di audit dilakukan sesuai dengan ketentuan SAK, dan apakah
perhitungannya sudah benar.
g) Memeriksa apakah ada aset tetap yang
dijadikan sebagai jaminan.
h) Memeriksa apakah penyajian aset
tetap dalam laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Menurut
PSAK No.16, Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk
siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan dalam operasi
perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal
perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun. Masa manfaat
adalah periode suatu aktiva diharapkan digunakan oleh perusahaan atau jumlah
produksi atau unit serupa yang diharapkan diperoleh dari aktiva oleh
perusahaan.
Suatu
benda berwujud yang memenuhi kualifikasi untuk diakui sebagai suatu aktiva dan
dikelompokkan sebagai aktiva tetap, pada awalnya harus diukur berdasarkan biaya
perolehan. Biaya perolehan suatu aktiva tetap terdiri dari harga belinya,
termasuk bea impor dan PPN Masukan Tak Boleh Restitusi (non-refundable), dan
setiap biaya yang dapat diatribusikan secara Iangsung dalam membawa aktiva
tersebut ke kondisi yang membuat aktiva tersebut dapat bekerja untuk penggunaan
yang dimaksudkan; setiap potongan dagang dan rabat dikurangkan dari harga
pembelian.
Aktiva tetap pada awalnya harus diukur berdasarkan
biaya perolehan. Biaya perolehan adalah jumlah kas atau setara kas yang
dibayarkan atau nilai wajar imbalan lain yang diberikan untuk memperoleh suatu
aktiva pada saat perolehan atau konstruksi sampai dengan aktiva tersebut dalam
kondisi dan tempat yang siap untuk dipergunakan."
DAFTAR PUSTAKA
Mulyadi. 2014. Auditing : Edisi 6. Buku 2. Jakarta : Salemba Empat
cantik sekali
BalasHapusmy blog